Lagu Nasional

NYIUR HIJAU

Powered by mp3crop.com

Objek Arsitektur ditinjau dari Firmitasnya (5)

CANDI BAJANG RATU
TROWULAN - MOJOKERTO - JAWA TIMUR


PROFIL

Berada di Desa Temon,Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia
Diperkirakan dibangun pada abad ke-14
"Bajang Ratu" dalam bahasa Jawa berarti raja / bangsawan yang kecil / kerdil /cacat
Salah satu gapura besar pada zaman keemasan Majapahit.
Menurut catatan Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto, candi / gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk bagi bangunan suci
Candi ini selesai diresmikan pada tahun 1992 oleh Dirjen KebudayanDepartemen pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Struktur Bangunan

Struktur Candi Bajang Ratu menggunakan struktur post and lintel.
Dimana balok batu masif bertumpu pada kolom batu yang relatif tebal


Mengutip dari buku Drs I.G. Bagus L Arnawa 
"dari bentuknya gapura atau candi ini merupakan bangunan pintu gerbang tipe "paduraksa" (gapura
beratap) "
Dibangun dari batu bata merah yang direkatkan satu sama lainnya dengan sistem gosok, kecuali
pada ambang pintu dan anak tangga terbuat dari batu andesitBerdiri di ketinggian 41,49 m dpl
dengan orientasi mengarah timur laut-tenggara.  Denah candi berbetuk segiempat, berukuran ± 11,5
(panjang) x 10,5 meter (lebar), tinggi 16,5 meter, lorong pintu masuk lebar ± 1,4 meter.

Secara vertikal bangunan ini mempunyai 3 bagian: kakitubuh, dan atap
Mempunyai semacam sayap dan pagar tembok di kedua sisi. Kaki gapura sepanjang 2,48 meter.
Pada masing-masing sisi yang mengapit anak tangga terdapat hiasan singa dan binatang bertelinga
panjang.  Pada dinding kaki candi, mengapit tangga, terdapat relief Sri Tanjung, sedangkan di kiri
dan kanan dinding bagian depan, mengapit pintu, terdapat relief Ramayana.


Untuk menghindari kerusakan yang lebih parah pada tahun 1890 dipasanglah balok-balok kayu sebagai penyangga sementara langit-langit yang begitu berat. Karena balok-balok ini kemudian menjadi rusak dan keropos maka kemudian digantilah tiang-tiang penyangga tersebut dari besi 



Beberapa bata penyusun candi yang telah hancur diganti dengan yang baru.
Bata asli zaman Majapahit memiliki tekstur lebih kasar. Batu purbakala ini ternyata
lebih kuat dibandingkan batu modern. 


RELIEF

          Hiasan pada panel pertama (secara samar-samar) berupa dua orang berdiri dikelilingi oleh sulur-sulur diduga merupakan penggambaran seorang pria dan wanita (Sidapaksa dan Sri Tanjung)
          Panel kedua terdapat penggambaran ikan yang pada bagian atasnya terdapat hiasan menyerupai bonggol rumput di tengah riak air. Ada yang beranggapan relief tersebut adalah hewan kalajengking yang berkaki enam dengan sengatnya (namun, penelusuran Tim Wacana Nusantara akan mitologi Hindu khususnya, hewan kalajengking tidak terdapat dalam mitologi Hindu)



          Pada panel ketiga digambarkan seorang wanita mengendarai ikan yang dipahatkan serupa dengan relief sebelumnya (panel kedua)  Relief pada panel keempat menggambarkan seorang wanita dengan posisi menoleh ke belakang, sumber yang kami dapatkan memberikan penjelasan bahwa pahatan pada relief ini adalah bagian dimana Sri Tanjung setelah sampai ke alam baka. 



         Pada sayap gapura terdapat penampil berhiaskan relief fragmen Ramayana, menggambarkan dua orang yang sedang berkelahi. Salah seorang di antaranya menderita kekalahan badannya diinjak oleh musuhnya yang berbentuk seekor kera. Pihak yang kalah berbadan besar dan berkepala raksasa.


Bingkai di kiri-kanan pintu masuk berdiri pahatan berupa binatang
bertelinga panjang dengan ekor berbentuk sulur gulung naik ke atas. 
Di atas lantai dipahatkan sepasang umpak dengan dua buah lubang bekas
engsel pintu yang daun pintunya membuka ke dalam.


Bagian dalam atap candi juga terbuat dari balok batu yang disusun membujur
utara-selatan, membentuk ruang yang menyempit di bagian atas.
 Atap candi berbentuk meru (gunung), mirip limas bersusun, dengan puncak
 persegi.

Setiap lapisan dihiasi dengan ukiran dengan pola limas terbalik dan pola tanaman.
Pada bagian tengah lapis ke-3 terdapat relief matahari, yang konon merupakan
simbol kerajaan Majapahit



Daftar Pustaka













0 komentar:

Posting Komentar